BuJiMoet

Friday, June 8, 2007

Resensi Novel

Judul : Layar Terkembang
Pengarang : Sutan Takdir Alisjahbana
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 2000
Tebal : 166 halaman

Layar Terkembang merupakan sebuah novel bernuansa roman karya Sutan Takdir Alisjahbana. Ceritanya melukiskan perjuangan wanita Indonesia beserta cita-citanya. Roman ini memperkenalkan masalah wanita Indonesia yang mulai merangkak pada pemikiran modern. Kaum wanita mulai bangkit untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai wanita, berwawasan luas, serta bercita-cita mandiri. Masalah lain yang dipersoalkan dalam roman ini, yaitu masalah kebudayaan barat dan timur. Juga termasuk masalah agama.
Kisah bermulai dari sosok kakak beradik yang berpengarai berbeda, Tuti dan Maria. Tuti seorang kakak yang selalu serius dan aktif dalam berbagai kegiatan wanita. Ia bahkan aktif dalam memberikan orasi-orasi tentang persamaan hak kaum wanita. Pada saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai menuntut persamaan dengan kaum pria. Sedangkan Maria adalah adik yang lincah dan periang sehingga semua orang yang berada di dekatnya pasti akan menyenangi kehadirannya. Di tengah-tengah dua dara jelita ini, muncullah Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran, yang pada masa itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi. Sejak pertemuannya yang pertama di gedung akuarium Pasar Ikan, antara Maria dan Yusuf timbul kontak batin sehingga mereka menjadi sepasang kekasih.
Sementara itu, Tuti yang melihat hubungan cinta kasih adiknya sebenarnya berkeinginan pula untuk memiliki seorang kekasih. Apalagi setelah ia menerima surat cinta dari Supomo, seorang pemuda terpelajar yang baik hati dan berbudi luhur.. Namun, karena pemuda itu bukanlah idamannya, ia menolak cintanya. Sejak itu hari-harinya semakin disibukkan dengan kegiatan organisasi dan melakukan kegemarannya membaca buku sehingga ia sedikit melupakan angan-angannya tentang seorang kekasih.
Setelah melalui tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang hari pernikahan, Maria jatuh sakit. Penyakitnya parah, malaria dan TBC, sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak lama kemudian, Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum ajal datang, Maria berpesan agar Tuti, kakaknya bersedia menerima Yusuf. Tuti tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf. Akhirnya tak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.
Secara keseluruhan isi cerita ini sangatlah bagus. Alur yang ditulis sudah runtut dimulai dari pengenalan, klimaks, antiklimaks, hingga penyelesaian yang sangat dramatis. Novel ini bisa membawa para pembaca seolah-olah menjadi audiens dalam sebuah drama percintaan yang mengharukan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap insan pasti akan mempunyai pasangan hidup jika Sang Penguasa telah menakdirkannya yang mana ia akan menjadi pendamping hidup kita dikala kita suka maupun duka .
Sayangnya novel yang pertama kalinya terbit di tahun 1936 ini sepertinya kurang diminati para remaja. Padahal temanya pun tak jauh dari realita kehidupan kita. Tatanan bahasa yang dipakai adalah Melayu sehingga kurang bisa dipahami para pembaca. Tatanan kalimatnya tidak efektif sehingga muncul berbagai kalimat ambigu yang menimbulkan missunderstanding pembacanya. Pemakaian bahasa yang tidak komunikatif dalam dialog antar tokoh, kurang menggugah para pembaca untuk melanjutkan ceritanya hingga akhir.
Harapan dari buku ini agar terus direvisi ulang tatanan bahasanya sesuai EYD terbaru saat ini. Sehingga menarik minat para pembaca khususnya para remaja dengan isi novel Layar Terkembang. Selain itu secara tidak langsung dapat meningkatkan minat para generasi muda terhadap kesusastraan lama Indonesia yang menjadi perintis sastra modern Indonesia sekarang.
posted by Ardisapi PW at 8:39 PM 1 comments

Friday, May 4, 2007

hola!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Q aku mammoth.... BujimOth gityu... buji-mammoth maksudnyh...........
buJi-iMMMiiiyyut......... boong gede...
posted by Ardisapi PW at 8:57 PM 1 comments